Masih suka
heran dengan orang yang doyan banget buang-buang makanan. Saya sering melihat
hal ini. Suatu hari saya makan di tenda seafood Ayu. Kalau ada yang tinggal di
Sunter atau Kelapa Gading, pasti mengetahui tempat ini. Seafood Ayu memang
cukup terkenal. Saya sedang makan dengan mami saya. Saat itu, saya melihat meja
sebelah dengan udang yang masih banyak. Bahkan bisa dibilang belum disentuh
sama sekali. Rasanya kesal melihat hal itu.
Di hari yang
lain, saya makan kwetiau Akang. Bila Anda tinggal di Sunter, Kelapa Gading,
Mangga Besar dan daerah sekitarnya, pasti juga tahu tempat makan ini. Saya
sedang makan dengan koko saya. Saat itu ada sekumpulan anak muda yang sedang
makan. Biasanya anak muda suka ribut kalau sedang makan. Karena mereka sambil
bercanda. Setelah kumpulan anak muda itu pulang, saya melihat masih ada satu
piring kwetiau yang masih full. Seperti
belum tersentuh sama sekali. Rasanya ingin mengambil kwetiau itu, lalu
langsung saya makan!
Saya juga
pernah melihat dua pasang orang muda sedang bertengkar dalam waktu dan tempat
yang berbeda. Anehnya, setelah bertengkar mereka meninggalkan makanan itu. Ayam
KFC masih belum tersentuh dan Burger McD juga belum tersentuh. Hati kecil
berkata, “berantem-berantem aje, makanan
ga usa dibuang juga kale!”
Bahkan saya
juga sering melihat orang-orang yang kondangan membuang makanan yang masih
banyak di piringnya. Lucunya, setelah itu mereka ambil makanan yang lainnya. Di
sisi lain, saya juga pernah melihat orang yang kalau makan suka tidak habis,
jadi otomatis dia buang sisa makanannya. Padahal dia bisa membungkus makanan
itu, dan makan lagi saat lapar. Atau paling tidak, kita dapat mengambil makanan
seperlunya, karena diri kita yang paling tahu tentang kapasitas perut kita.
Terkadang
orang yang membuang makanan merasa ada hak untuk membuang makanan tersebut,
karena merasa sudah membayarnya. Jadi, makanan itu sudah menjadi miliknya, dan
dia berhak untuk memakan atau membuangnya. Saya pikir, ini adalah salah satu
pembodohan yang sedang terjadi. Karena pada dasarnya, kita sama sekali tidak
ada hak untuk membuang makanan. Kita bisa makan, bukan karena kita lebih hebat
dari orang lain yang tidak bisa makan. Tapi karena anugerah dari Tuhan. Memang
kita sudah bekerja keras untuk hal itu. Namun jangan lupa, bila Tuhan tidak
memberkati penghasilan dan makanan kita. Maka kita pun tidak akan dapat
menikmatinya!
Walaupun ini terdengar
klise, tapi hal ini harus dipahami dengan baik! Bahwa MASIH BANYAK ORANG YANG KELAPARAN!
Facebook Forum
Hijau Indonesia membuat suatu artikel yang bertuliskan seperti ini, “Makanan yang terbuang merugikan ekonomi dunia senilai $750 miliar/Rp8,5 triliun per tahun
...”[1]
Ironis sekali, padahal masih banyak
negara yang mengalami kelaparan. Salah satunya adalah negara Indonesia!
Indonesia menduduki peringkat ke-11 dari yang paling parah. Tepatnya, ada 12,6
juta orang di Indonesia yang kekurangan gizi![2] Sudah
seharusnya kita lebih memerhatikan hal ini. Bila Anda pernah membuang makanan
atau memang hobi menyisakan makanan lalu dibuang, pikirkanlah 12,6 juta orang
yang masih kekurangan gizi karena kelaparan di Indonesia.
Buanglah makanan,
bila makanan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi lagi (basi). Tetapi
renungkanlah, kenapa makanan tersebut bisa sampai basi?
Orang yang
suka buang makanan adalah orang yang tidak menghargai hasil jerih payahnya
sendiri, tidak menghargai orang-orang yang kelaparan dan tidak menghargai
anugerah Tuhan!