kreasindonesia

kreasindonesia adalah blog kedua saya setelah http://reflectionresults.blogspot.com/. Kata ini hasil dari penggabungan kata kreasi dan kata Indonesia. Definisi kreasi adalah hasil daya cipta atau hasil daya khayal. Sebagai bangsa Indonesia, tentunya kita harus mengharumkan bangsa ini lewat kecakapan yang kita miliki. Anda harus berkreasi atau menghasilkan sesuatu sebagai hasil buah pikiran untuk Indonesia. Kenapa? Karena Anda adalah salah satu penduduk bangsa Indonesia!

Daripada Anda menghabiskan waktu untuk menjelek-jelekkan Indonesia, alangkah baiknya bila Anda menciptakan sesuatu untuk Indonesia! Karena perubahan bangsa ini bukan ditentukan dari kata-kata yang jelek atau tidak membangun, tapi dari tindakan yang menghasilkan sesuatu! Untuk itu berkreasilah untuk Indonesia. Inilah definisi dari kreasindonesia.

Saya tidak bisa menciptakan sesuatu yang dapat mengubah Indonesia secara langsung. Tetapi setidaknya, saya berusaha menciptakan cara pandang yang baru tentang Indonesia. Untuk itulah blog kreasindonesia dibuat! Selamat Membaca, Selamat berkreasi!

Jumat, 25 Oktober 2013

Doktrin Sampah



Buanglah sampah pada tempatnya! Kata-kata ini sering kita lihat dan dengar. Tetapi masih banyak orang yang cuek akan hal ini. Padahal buang sampah pada tempatnya adalah hal sederhana, namun masih banyak orang terpelajar yang tidak melakukannya. Bahkan yang lebih sering buang sampah sembarangan adalah orang tua. Mungkin mereka mengajarkan kepada anak-anaknya tentang buang sampah pada tempatnya, namun sering kali tindakannya tidak mencerminkan nasihatnya. Sehingga seorang anak juga bingung, di mana dia harus buang sampah? Jadi, jangan heran kalo suatu hari nanti, anak tersebut atau anak Anda, akan buang sampah sembarangan!

Sebenarnya sudah banyak artikel yang kontennya memuat tentang buang sampah pada tempatnya, namun banyaknya artikel, tidak sebanding dengan perbuatan masyarakatnya. Sehingga artikel tersebut hanya lalu begitu saja.

Salah satu penyebab banjir di Jakarta ini, adalah karena tidak optimalnya fungsi waduk maupun situ. Dalam catatan Pengamat tata kota, yang bernama Nirwono Joga mengatakan bahwa, pada tahun 1990-an, Jakarta memiliki 70 waduk dan 50 situ. Namun, kini hanya tersisa 42 waduk dan 16 situ. Sebanyak 50 persen di antaranya pun tidak berjalan optimal. Waduk-waduk di Jakarta dipenuhi tumbuhan enceng gondok, limbah, dan sampah. Pendangkalan pun terjadi akibat sedimentasi lumpur. Waduk yang akhirnya mengering kemudian dijadikan daerah hunian.[1] Jadi, salah satu penyebab banjir adalah sampah!

Saya pernah diceritakan suatu percakapan tentang hal di atas. Suatu hari, ada dua wanita yang sedang dalam perjalanan. Mereka naik mobil pribadi. Wanita yang A ingin buang sampah, akhirnya dengan wajah tanpa dosa, ia buka kaca mobil, lalu langsung ingin buang sampah tersebut. Sontak wanita B menegurnya, melihat temannya itu ingin buang sampah sembarangan. Bahkan saat itu, mereka sedang di jalan tol. Wanita B langsung mengatakan, “jangan buah sampah sembarangan! Nanti Jakarta banjir!” Wanita A berkata, “Jakarta enggak akan banjir dengan satu sampah yang gue buang!” Saya lupa kelanjutan dari cerita tersebut, kemungkinan besar wanita A tetap membuang sampah tersebut di jalan tol. Namun percakapan singkat itu sangat menarik. Percakapan itulah yang menjadi motivasi saya untuk membuat artikel ini.

Coba Anda bayangkan, menurut Anda, apakah pernyataan wanita A benar? Bahwa, sampah yang dia buang tidak akan menyebabkan Jakarta banjir? Saya pikir, wanita A ini benar! Jakarta tidak mungkin banjir dengan sampah yang dia buang. Apalagi hanya bekas bungkus makanan saja. Kota Jakarta terlalu besar untuk sampah yang kecil itu. Tidak mungkin sampah yang kecil itu memengaruhi kota Jakarta. Jika seperti itu, lalu untuk apa kita buang sampah pada tempatnya?

Coba kita memakai logika. Blog saya yang berjudul http://reflectionresults.blogspot.com/ pengunjungnya ±100 dalam sehari. Bila saya menghimbau mereka lewat artikel dengan judul , “jangan buang sampah sembarangan!” Pasti, sedikit banyak ada yang terpengaruh untuk buang sampah pada tempatnya (kalo punya hati sih! Hehehe …). Asumsikan yang terpengaruh adalah setengahnya. Berarti ada 50 orang yang akhirnya buang sampah pada tempatnya. Pertanyaannya, apakah 50 orang yang buang sampah pada tempatnya akan mencegah kebanjiran? Dengan lantang saya berkata, “TIDAK AKAN!” 50 orang yang buang sampah pada tempatnya juga tidak akan mencegah kebanjiran! Karena 50 orang masih sedikit dengan jumlah penduduk di Jakarta.

Jumlah penduduk di Jakarta sebanyak ± 9,607,787 jiwa. Ini data tahun 2010.[2] Sembilan juta lebih, dengan 50 orang yang coba saya pengaruhi untuk buang sampah pada tempatnya, tidak akan membuat perubahan yang signifikan. Jakarta tetap akan banjir! Jakarta tetap akan kotor! Mungkin Anda bertanya-tanya, lalu untuk apa artikel ini membahas tentang buang sampah pada tempatnya?

Saya coba menyederhanakan hal ini. Pada kenyataannya, bila Anda disiplin buang sampah pada tempatnya, Jakarta tetap akan banjir. Karena Anda hanya terdiri dari satu individu. Satu individu tidak akan bisa langsung mengubah satu kota, tetapi satu individu dapat memengaruhi satu keluarga; satu keluarga dapat memengaruhi satu RT; satu RT dapat memengaruhi satu RW; satu RW dapat memengaruhi satu kelurahan; satu kelurahan dapat memengaruhi satu kecamatan; satu kecamatan dapat memengaruhi satu kota!

Untuk itulah, sebarkan hal ini kepada banyak orang. Tanamkan doktrin sampah ini (buang sampah pada tempatnya), kepada diri Anda terlebih dahulu! Sehingga Anda juga disiplin untuk buang sampah pada tempatnya. Setelah itu, pengaruhi orang-orang disekeliling Anda. 

Satu sampah tidak akan mencegah kebanjiran, tetapi satu sampah dapat memberi teladan bagi orang di sekitar Anda! Tentu, dampaknya akan sangat besar, bila dilakukan dengan sepenuh hati!

Berkreasi tidak harus menciptakan sesuatu yang besar, berkreasi dapat dimulai dari hal kecil, salah satunya adalah dengan menciptakan budaya buang sampah pada tempatnya!


________________________________________

[1] http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/22/1053289/Ini.4.Penyebab.Banjir.Jakarta
[2] http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0yMzA0JnBhZ2U9ZGF0YSZzdWI9MDQmaWQ9MTE=

2 komentar:

  1. Bener banget paoo.. 1-2 orang tidak bisa mencegah jakarta dari kebanjiran. Namun 1-2 orang tersebut bisa memberi dampak positif di lingkungan sekitar mereka.. :)

    BalasHapus
  2. Hahaha iya :D yuk budayakan Doktrin Sampah ini :) hehehee

    BalasHapus