Pernahkah Anda
melihat suatu artikel atau buku yang memakai kata “mempercayai”? Saya yakin,
pasti Anda sering menemukannya! Apakah ada yang salah dengan kata “mempercayai”?
Salah besar! Karena kata “mempercayai” tidak ada artinya. Bila Anda tidak
percaya kepada saya, coba Anda cari kata tersebut di Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang resmi. Saya yakin, Anda tidak akan menemukan kata tersebut. Bila
tidak ada kata “mempercayai” dalam KBBI, berarti kata itu tidak memiliki arti
sama sekali. Seharusnya yang dipakai adalah kata “memercayai”.
Masalahnya sekarang,
kenapa masih banyak orang yang memercayai kata mempercayai, sehingga mereka
masih menggunakan kata tersebut untuk menjelaskan sesuatu dalam artikel atau
bukunya? Sederhana sekali! Karena masih banyak orang Indonesia yang tidak
peduli dengan bahasanya sendiri! Padahal sudah banyak banyak orang Indonesia
yang melek aksara atau melek huruf.
Sosiolog
Pendidikan dan Kemasyarakatan dari Universitas Indonesia (UI) Hanief Saha
Ghafur menyebutkan, angka melek aksara di Indonesia sudah cukup tinggi. "Misalnya pada MDG's angka pendidikan
keaksaraan memang cukup bagus. Penduduk Indonesia yang melek huruf sebesar
99,47 persen pada 2009. Namun, angka yang buta huruf masih relatif cukup tinggi
juga,"[1]
Anda bisa
melihat sendiri fakta ini, walaupun angka yang buta huruf masih tinggi, tetapi
penduduk Indonesia yang melek aksara (huruf) cukup tinggi! Masalahnya, apakah
mereka (termasuk kita) benar-benar melek? Kalo iya, kenapa masih ada kata “mempercayai”
dalam sebuah artikel atau buku?
Ketelitian
terhadap tata bahasa di Indonesia sangat minim. Hal ini disebabkan karena
kurangnya perhatian terhadap budaya membaca dan menulis. Seperti yang sudah
saya sebutkan di atas, bahwa akar dari masalah ini semua adalah CUEK atau TIDAK
PEDULI dengan bahasa Indonesia! Bila kita
masih memercayai kata mempercayai, maka kita masih cuek dengan bahasa Indonesia.
Kalau masih cuek, bagaimana bangsa Indonesia dapat menelurkan banyak penulis
yang cerdas dan teliti?
Saya bicara
hal ini, bukan karena saya yang paling benar. Saya sendiri adalah orang yang
tergolong cuek dalam bahasa Indonesia. Waktu masih sekolah, pelajaran bahasa
Indonesia saya mendapatkan nilai yang jelek. Saya tidak suka dengan bahasa
Indonesia, bahkan saya lebih tertarik dengan bahasa Inggris (walaupun nilai bahasa Inggrisnya standard,
hahahaha ...)
Namun setelah
saya mulai kuliah, saya mulai memerhatikan hal ini. Akhirnya, saya memutuskan
untuk belajar lebih teliti mengenai tata bahasa Indonesia. Di samping itu,
karena memang pekerjaan saya sekarang adalah sebagai penulis. Saya harus sadar,
bahwa saya sendiri masih jauh dari sempurna dalam hal ini. Saya masih dalam tahap
pembelajaran. Namun setidaknya, SAYA BELAJAR LEBIH PEDULI tentang tata bahasa
Indonesia! Jadi, ampuni saya, bila setiap artikel yang saya tulis masih banyak
kesalahan tata bahasa Indonesia.
Sekarang, saya tidak MEMERCAYAI kata MEMPERCAYAI
lagi!
Karena saya MEMERCAYAI kata MEMERCAYAI!
Bagaimana dengan
Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar